Senin, 24 September 2012

Posted by Unknown | File under :


Analitika Halaman 151



DI FATUULAN, GENERASI MUDA DAN TUA BERJARAK,
KEMUDIAN BERSAMA
Meeting Simulation


Membicarakan pemuda seperti memacamk diri sendiri di depan kaca karena bagi kelompok yang lebih   muda, kegiatan ini biasanya menggugah mereka untuk melakukan sesuatu yang lebih baik di waktu mendatang. Sebaliknya, bagi anggota masyarakat yang berusia tua, hal ini seperti mengkilas balik hidup mereka dan membandingkannya dengan yang sekarang. Hal itulah yang terjadi di Desa Fatuulan, 12 Agustus 2005 yang lalu, ketika sebanyak 154 anggota masyarakat berkumpul dan memperingati Hari Pemuda Sedunia.

Di desa uang terletak di kecamatan Kie ini, CWS Indonesia mengadakan pertemuan. Dalam pertemuan ini, dibentuk kelompok masing-masing yang mendiskusikan masalah-masalah kepemudaan yang terjadi di Desa Fatuulan., apa penyebabnya. dan bagaimana pemecahannya. Menarik sekali memperhatikan jawaban-jawaban yang terlontar, apalagi karena mereka yang berdiskusi, berasal dari generasi-generasi yang berbeda. Hal yang menjadi masalah bagi kelompok generasi muda ternyata berbeda jika dilihat dari kaca mata tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah.
Minuman keras misalnya, menempati prioritas pertama yang dianggap pemuda sebagai masalah, sedangkan bagi kelompok pemerintah dan tokoh agama masalah utama dalam masyarakat adalah masalah hamil di luar nikah. Mereka malah tidak melihat minum minuman keras sebagai masalah. Jadi, memang harus diakui, hal ini menunjukkan bahwa ada jurang yang cukup besar antara generasi muda dan tua.

Perbedaan pandangan antar generasi jugalah yang terlihat ketika mereka mendiskusikan masalah hamil sdi luar nikah. Pemuda melihat masalah itu sebagai kurangnya perhatian dari orangtua dan tidak adanya persetujuan dari orangtua atas pasangan yang dipilihnya. Sementara, kelompok yang lebih tua memandang bahwa masalah itu disebabkan oleh pemuda itu sendiri yang terlalu bebas bergaul, atau penipuan dari laki-laki yang meniru perempuan yang diincarnya. Lagi-lagi, tampak perbedaan sudut pandang antardua generasi ini. Demikian juga dari sisi solusi. Pemuda mengharapkan adanya komunikasi yang lancar dari orangtua untuk memecahkan masalah ini. Generasi tua umumnya mengambil jalan 'pembinaan' sebagai penyelesaiannya.

Nah, kasus di atas hanya secuil dari segudang fakta yang menggambarkan jarak antara pemuda dan generasi sebelumnya. Masih ada lagi hal lain, seperti pemuda merasa selama ini tidak dilibatkan dalam rapat-rapat desa. Hal ini kemudian ditanggapi positif oleh kelompok pemerintah dengan mengajak para pemuda untuk membentuk badan pengurus pemuda tingkat desa, sehingga aspirasi mereka tertampung.

Akhirnya, aktivitas yang berlangsung dengan kritis selama 6 jam dan diikuti 74 orang pemuda serta 90 generasi tua ini, ditutup dengan berdansa poloneis. Dansa poloneis merupakan tarian rakyat Timor, sebagai tanda kebersamaan antardua generasi, bukan untuk berjarak. 

Sumber : www.cwsindonesia.or.id, 12 Agustus 2005


Pertanyaan diskusi :

  • Apa yang menjadi penyebab perbedaan cara pandang antara kelompok generasi tua dan kelompok generasi muda?
Karena berbedanya sudut pandang dari kedua kelompok. Mereka hidup pada zaman yang berbeda, dan pastinya akan memiliki sudut pandang terhadap suatu masalah berbeda.
  • Bagaimana pola hubungan keduannya?
Pola hubungannya kurang harmonis, karena selalu saja terjadi perbedaan pendapat maupun sudut pandang antarkedua generasi tersebut.

  • Apa solusi terbaik agar kedua kelompok dapat hidup dinamis dan harmonis?
Sebaiknya kelompok generasi tua agar memberi sedikit toleransi terhadap generasi muda, boleh mempertahankan budayannya tapi juga harus mau juga untuk menerima pengaruh dari budaya luar agar sedikit mengtahui tentang perkembangan zaman. generasi muda juga jangan terlalu berpandangan secara bebas terhadap segala sesuatu yang diinginkan dan mengikuti norma yang ada, sebab kalau terlalu mengikuti perkembangan yang bebas bisa menyebabkan sesuatu yang negatif.

1 komentar: